JAKARTA - Partai Gerindra menggelar acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra di kediaman Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat, hari ini. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani membeberkan dinamika rapat memutuskan Rapimnas ini berubah menjadi Kongres Luar Biasa (KLB).
"Pagi tadi, saat Rapimnas dimulai, kami menyampaikan aspirasi
tersebut. Ketua Dewan Pembina menyatakan bahwa jika itu adalah kehendak kader
dan partai, maka forum ini boleh menjadi forum Kongres Luar Biasa," kata
Muzani usai acara di Hambalang, Jawa Barat, Kamis (13/2/2025).
"Sebagai pimpinan sidang sementara, saya mengetok palu dan
menetapkan forum ini menjadi Kongres Luar Biasa. Maka, pada Kamis, 13 Februari,
Gerindra mengadakan Kongres Luar Biasa ke-7," imbuhnya.
Muzani menjelaskan, unsur partai dari tingkat DPD hingga DPC
menyampaikan aspirasi agar KLB Gerindra digelar pada hari ini. Aspirasi
tersebut, kata dia, mencapai 100% di tingkat DPD dan DPC.
"Anggaran dasar menyatakan bahwa Kongres Luar Biasa dapat
diselenggarakan apabila diminta oleh 2/3 DPD Partai. Saat ini, yang meminta
adalah 100% DPD ditambah 100% DPC kepada Ketua Dewan Pembina," katanya.
Muzani mengatakan aspirasi itu sudah disampaikan dalam Rapimnas pada 24
Agustus 2024 lalu. Para kader disebut sudah mendorong KLB dilaksanakan pada
Februari 2025.
"Keputusan dalam Rapat Pimpinan Nasional pada 24 Agustus tersebut
meminta kepada Ketua Dewan Pembina agar Kongres atau Kongres Luar Biasa
diselenggarakan pada Februari 2025," katanya.
Ahmad Muzani menyampaikan KLB itu melahirkan sebanyak 5 keputusan. Salah
satunya adalah Prabowo Subianto tetap menjadi Ketum Gerindra periode 2025-2030.
"Yang pertama, menerima laporan pertanggungjawaban DPP Partai
Gerindra periode 2020-2025. Laporan ini dinilai sangat memuaskan dalam hal
prestasi politik, kepercayaan rakyat, hingga keuangan. Semua DPC dan DPD
menerima laporan tersebut tanpa catatan," kata Muzani.
Muzani menuturkan, para kader mendorong Prabowo kembali menjabat sebagai
ketum dan ketua dewan pembina partai. Prabowo disebut menerima aspirasi
tersebut.
"Yang kedua, menetapkan kembali Pak Prabowo sebagai Ketua Umum DPP
Partai Gerindra periode 2025-2030. DPC dan DPD meminta agar Pak Prabowo kembali
menjadi Ketua Umum. Ketika ditanya, beliau menyatakan bahwa jika itu adalah
permintaan kader, maka beliau siap menerima," kata dia.
"Yang ketiga, menetapkan Pak Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina.
DPD dan DPC peserta Kongres meminta agar Pak Prabowo tetap menjadi Ketua Dewan
Pembina, yang bertanggung jawab atas arah kebijakan partai. Pak Prabowo
menyatakan kesediaannya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Muzani menyebut kongres memandatkan Prabowo menjadi
formatur tunggal, termasuk dalam menentukan kepengurusan baru.
"Yang keempat, menetapkan Pak Prabowo sebagai formatur tunggal.
Kongres memberikan mandat kepada Pak Prabowo sebagai formatur tunggal untuk
menyempurnakan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta susunan pengurus
DPP Partai Gerindra. Pak Prabowo menerima tanggung jawab tersebut," kata
dia.
Selanjutnya, Prabowo diminta kembali menjadi calon presiden (capres)
pada 2029. "Yang kelima, meminta Pak Prabowo menjadi calon presiden
dari Partai Gerindra pada Pilpres 2029. Kongres meminta Pak Prabowo agar
bersedia maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2029. Beliau
menjawab, 'Insya Allah' namun meminta waktu untuk menyelesaikan tugasnya
sebagai presiden dan memenuhi janji kepada rakyat," katanya. (nk/dtc)
sumber: detik