SAMARINDA – Nama Agus Tri Sutanto di kancah politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mulai menggema. Bahkan sosoknya mulai diperhitungkan. Kenapa tertarik ikut Pilkada Samarinda 2024? Agus Tri Sutanto memiliki alasan tersendiri tetap ‘bertarung’ di Pilkada Samarinda sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawali). Paling utama, alasannya karena ingin melaksanakan amanah orang tua.
“Saya masih ingin
mengikuti Pilkada Samarinda 2024 sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota, karena
ingin melaksanakan amanah orang tua,” ucap Agus Tri Sutanto saat ditanya alasan
mendasar tetap ingin berkompetisi di Pilkada Samarinda.
Dia bercerita dulu semasa
kedua orang tuanya masih ada, mereka selalu mengingatkan dan menanamkan kepada
anak-anaknya agar selalu berbuat baik, serta bermanfaat bagi orang banyak.
“Kami dari keluarga
sederhana. Meskipun begitu, orang tua saya berjuang mencari nafkah dan biaya,
agar anak-anaknya memperoleh pendidikan tinggi,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa
kedua orang tuanya beharap dengan pendidikan tinggi, maka anak-anaknya memiliki
kedudukan tertentu. Sehingga, kedudukan tersebut bisa bermanfaat bagi orang
banyak.
“Saat itu, orang tua saya
menyampaikan, kalau kita hanya rakyat biasa, maka kita susah untuk beruat
banyak bagi orang lain. Misal, menjadi Ketua RT. Kita pasti bisa beruat lebih
banyak untuk orang lain, dibanding hanya seorang warga biasa,” kata dia.
Amanah orang tuanya
selalu tertanam dalam diri Agus Tri Sutanto. Hingga akhirnya, Agus Tri Sutanto
bersama 2 kakaknya diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Saat saya dan kedua
kakak saya diterima sebagai PNS, orang tua saya sangat senang sekali. Ketika
itu, orang tua saya mengatakan ini lah kesempatan untuk memberikan manfaat dan
berbuat baik bagi orang banyak. Dan orang tua saya berpesan, supaya memanfaatkan kedudukan sebagai PNS untuk
mengabdi kepada masyarakat,” ucap dia.
Namun, kata dia, orang tuanya selalu mengingatkan bahwa sebenarnya saat menduduki
sebuah jabatan, bukan hal menyenangkan. Kenapa? Ada amanah yang harus dipikul
dan wajib dilaksanakan.
“Semua amanah itu harus dipertanggungjawabkan dihadapan masyarakat. Dan
kelak dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Karena itu, orang tua saya
sempat mengatakan, apabila untuk beruat baik dan bermanfaat bagi orang banyak,
cukup hanya menjadi rakyat biasa, maka sebaiknya kita memilih menjadi rakyat
biasa saja. Tanpa harus menanggung beban amanah jabatan dari Allah SWT dan
masyarakat,” ungkap dia.